Rabu, 26 November 2008

Sudah Lebih Dari Delapan Hari

Hampir dua minggu sudah saya ada di Bumi Angin Mamiri. Tepatnya di Makassar. Ada tugas 'negara' yang harus diselesaikan. Saya tidak sendirian, ada beberapa rekan yang tergabung dalam sebuah team (panitia) untuk. Ada sebuah pelatihan tentang informasi teknologi.

Lebih dari 8 hari ada di tempat pelatihan tidak membuat jenuh. Karena melihat peserta yang antusias dalam belajar IT sudah sangat membuat kita puas. Pesertanya datang dari beberapa kabupaten/kota di wilayah Sulawesi Selatan. Mereka adalah para pendidikan generasi bangsa, pahlawan tanpa tanda jasa. Siapa lagi kalau bukan guru. Bukan hanya guru, tapi juga ada kepala sekolah dan wakilnya.

Oh, bukan berarti mreka tidak penat dalam mengikuti pelatihan yang sudah lebih dari 8 hari ini. Tentu saja letih, karena mereka juga manusia biasa yang punya rasa. Tapi, lebih dominan rasa enjoy-nya daripada rasa letihnya. Apalagi ketika tiba pada materi yang berkaitan dengan internet, mereka bisa mencari bahan di dunia maya tersebut. Wah, senang juga melihat sudah pada lancar menggunakan fasilitas di internet seperti email, search engine, forum ... termasuk blog yang hari ini menjadi materi saji.

Hmmm .... guru juga blogging. Dan ... nampaknya ini media yang jitu bagi mereka untuk mengekpresikan apa saja yang ada dalam benak. Selamat blogging.



Photobucket

Melepaskan penat, bermain musik menggunakan peralatan yang ada



Di Sekretariatan


Siap - siap untuk photo bersama

Say 'Cheese" ...

Sudah Lebih Dari Delapan HariSocialTwist Tell-a-Friend

Kamis, 13 November 2008

Kembali ke Jakarta

Tanggal 8 November 2008 saya kembali ke Jakarta (dari SulSel). Semula dijadwalkan kembali tanggal 12, tapi karena ada perubahan acara dan kegiatan, maka dimajukan kepulangan saya ke tanggal delapan. Singkat prosesnya, saya dapat penerbangan sore, jam 17.10 WITA dengan nomor penerbangan JT 777, Lion Air. Ternyata, ini adalah Boeing 737 900ER. Dan ini adalah kali pertama saya terbang dengan peswat ini. Yah, lumayanlah, dari 178 buah peswat jenis ini, saya sudah pernah naik salah satunya. Cuman, mungkin karena check-in-nya agak mepet, dapatnya tempat duduk nomor tiga puluh, tepatnya 30E. Kursi nomor tiga puluh adalah deretan kursi yang berada persis di depan pintu keluar darurat. Duduk di kursi ini mempunya tugas khusus. Karena itu, setiap penumpang yang duduk disitu harus memenuhi syarat, dan mau menjalankan tugas-tugas khusus jika terjadi sesuatu. Karena itu, jika tidak mau, bisa dipindahkan ke tempat lain dan dihantikan dengan penumpang yang mau.


Waktu itu keadaan cuacanya, hujan. Penumpang sudah berharap tidak ada delay karena cuaca. Dan, alhamdulillah, pesawat meninggalkan bandara Sultan Hasanuddin on time. Hmm ... ini juga adalah karena pertama saya berangkat dari bandara yang baru. Karena besarnya, dari pintu keberangkatan ke ruang tunggu lumayan cukup jauh. Bandara yang baru ini benar-benar megah. Tidak heran, biaya pembangunannya saja tidak sedikit, ber-em-em ... 580 Miliar. Wow .. angka yang fantastis. Bandara yang diresmikan presiden SBY ini dibangun dalam kurun waktu 38 bulan. Fasilitasnya cukup lengkap. Ada 6 fasilitas belalai gajah disana. Saya kurang tau kalau di Cengkareng. Bangunannya dibuat dengan mengambil konsep budaya dan filosofi lokal. Misalnya atapnya dibuat seperti gelembung-gelembung. Ini maknanya adalah seperi ombak laut Sulawesi Selatan. Kemudian di atap utamanya terdapat satu tiang utama, sebagai simbol dari kepala kapal Phinisi. Selamat kepada warga Sulawesi Selatan. Jagalah bandara Sultan Hasanuddin. Ini bukan pesan saya lho, tapi pesan dari Pak Gubernur, SYL.


Sampai di Jakarta, untuk pulang ke rumah dan ketemu dengan anak serta istri tercinta, saya harus naik kendaraan umum. Kebetulan, sekarang kantor sudah ada kerjasama dengan salah satu perusahaan pengelola takasi, jadi saya akan menggunakan voucer. Cuman, nunggu taksi tersebut lama sekali, akhirnya saya putuskan naik Pusaka (kelompok Blue Bird). Jadi, saya nombok saja dulu untuk taksi, nanti dirembes ke kantor. Karena lama nunggu taksi ber-voucher tadi, akibatnya saya nyampenya juga sudah jam 21-an di rumah, Untng anak saya belum tiudur, jadi masih sempat bersenda gurau. Begitu anak sudah tidur ... giliran istri yang disendagurau. :)


 



Kembali ke JakartaSocialTwist Tell-a-Friend

Jumat, 07 November 2008

Harus Ke Gowa

Hari Kamis (06 Nopember 2008) saya harus kembali ke Kab. Gowa, Sulawesi SelatanG. Artinya saya harus meninggalkan Kab. Bantaeng (Kota Butta Toa). Kembali ke Gowa berarti sudah mendekati Makassar, sang ibu kota Sulawesi Selatan. Dan berarti, ada kemungkinan kembali ke ibu kota RI, Jakarta yang menurut berita terakhir sedang dilanda banjir.


Selama di Bantaeng, selama lebih dari seminggu, ada banyak kenangan. Termasuk kenangan mati lampu. Yah .... ternyata bukan hanya di Jakarta yang sering mati lampu. Gimana nih bos PLN?. Pas waktu mati lampu, pas lapar. Emang belum makan. Waduh, mana di Bantaeng (dekat mess -- penginapan karyawan) susah lagi nyari makan. Tapi, teratasi juga rasa lapar. Di tikungan jalan masih ada warung Sop Saudara yang buka. Yah udah, makan Sop Saudara.


Saat ini di Bantaeng belum ada mall, belum ada bioskop, sehingga untuk mencari hiburan harus menahan diri. Dan ketika ada Pasar Malam, maka masyarakat akan tumpah ruah ke lokasi keramaian tersebut.


Beberapa malam yang lalu, untuk menghilangkan kepenatan, bersama rekan-rekan yang lain kami ke tempat karaoke satu-satunya di kota Bantaeng. Lokasinya ada di atas air, karena bangunannya dibuat menjorok ke laut.


100_8642-320.jpg


Pasar Malam di Kota Bantaeng

Harus Ke GowaSocialTwist Tell-a-Friend

Kamis, 06 November 2008

Okots

Di daerah Sulawesi Selatan, ada yang namanya 'Okots'. Apa yah okots itu? Saya juga tidak bisa mendefinisikan. Yang jelas kenyataannya begini, ketika ada kata yang berakhir dengan 'N' diucapkan "NG". Atau sebaliknya, ketika ada kata yang berakhiran dengan"NG" justru diucapkan "N". Mereka yang berdialek seperti itu disebut okots. Nah, mungkin akan kedengaranG eh kedengaran kocak kalau bagi mereka yang dari luar SulSel.

Yang menarik, dialek okots ini terbawa sampai ke tulisan, sekalipun itu dalam 'Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar'. TemanG saya yang asli SulSel pernah membuat himbauan resmi untuk ditempelkan di sebuah ruangan lab. Dia menulis ... "tidak diperkenangkan ...". Sudah beberapa waktu baru kami melihatnya, kemudian diganti. Yah .. begitulah .... Indonesia dengan keanekaragamannya. Hmmmm ..... biar okots yang penting kereeeeeenG!! :)


Gambar berikut adalah gambar/photo yang saya ambil di seberang jalan SMA Negeri 2 Bantaeng, di sebuah bekas warung sederhana. Waktu saya ke Parepare, 2 tahun lalu, saya juga sempat lihat sebuah gerobak gorengan yang bertulisan "Bakwang". Sayangnya saya tidak sempat potret waktu itu karena tidak bawa kamera.


OkotsSocialTwist Tell-a-Friend

Minggu, 02 November 2008

Kembali ke Kota Butta Toa Bantaeng

Hari ini hari kedua berada di Kota Bantaeng. Keadatangan yang ke sekian kali ke kota yang dijuluki Butta Toa atau kota tua. Sebagai infoa bahwa Bantaeng adalah kota paling tua di wilayah Sulawesi Selatan.


Hari Minggu dari Makassar, nginap di Kab. Gowa 2 malam. Hari Rabu selepas makan siang melanjutkan perjalanan ke Bantaeng. Sebelum masuk ke kota tujuan, ada beberapa kabupaten yang harus di lewati, misalnya Takalar, Jeneponto .... !! Tiba di Bantaeng sekitar jam 16.30-an waktu setempat.



Jembatan Kembar : Keluar dari Makassar ke arah Bantaeng, akan melewati jembatan kembar



Spanduk : Salah satu spanduk peserta Pemilu yang sempat dijempret di daerah Takalar



Dari Semarang : Truk ini datangnya dari daerah yang cukup jauh ... Semarang (H 86** YM)



Petunjuk Arah : Kiri ... Lurus .. ? Lurus Saja .. !! Khan mau ke Bantaeng.



Gerbang : Selamat Datang di Kota Butta Toa Bantaeng

Kembali ke Kota Butta Toa BantaengSocialTwist Tell-a-Friend

Sabtu, 01 November 2008

Pertama di Bandara Baru Makassar

Ini kali pertama saya mendarat di Bandara Internasional Hasanuddin Makassar sejak bandara Makassar pindah dari bandara milik TNI AU ke tempat yang sekarang.


Dari Jakarta tanggal 26 Oktober 2008. Dikasi penerbangan sore jam 16.15. (Yah .. karena tugas dan demi keluarga .... terima harus berangkat, padahal anak saya sedang sakit panas. Mungkin karena baru tumbuh gigi). Mungkin karena hari Minggu, penumpangnya tidak penuh. Tiga tempat duduk bisa saya pakai sendiri. Bukan cuman saya, penumpang di belakang dan depan saya juga begitu adanya.


Tiba di Makassar sekitar jam 19.30an waktu setempat (WITA). Makassar sedang diguyur hujan. Hmm ... biasanya kalo ke SulSel ... (di bandara yang lama) ... tidak perlu jauh - jauh ngambil bagasi. Kali ini jalannya lumayan jauh. Bukan apa apa ... tapi karena memang bandara yang baru ini sunggguh amat megah dan luas.


Setelah ambil bagasi ... keluar .... sudah ada teman yang jemput. Mluncurlah kami ke Gowa .... di pinggir kota Makassar. Mungkin besok ke Makassar (kota) untuk tugas utamanya. Selanjutnya ... sorenya rencana akan melanjutkan perjalanan ke Bantaeng, sekitar 4 jam dari Kota Makassar.


Sebelum sampai di rumah penginapan, mampir dulu makan malam. Dah lapar sekali .... maklum ... sekarang di peswat sudah ga dapat makan he he he. Ada juga pedagang asongan (yang cantik2) yang jualan di pesawat, .... cuman harganya lumayan .... harganya diatas awan ...!! Lha iyalah ... wong dia jualnya di atas awan ...!! Klo yg murah ... terjun aja beli di bawah :)


Nah karena sudah lapar, dan rindu dengan Coto Makassar ..... mampirlah saya dan teman makan di Coto Dewi. Kemudian lanjutkan perjalan ke Gowa, tepatnya di jalan poros Makassar - Malino.



Bayar dulu Rp 30.000,-



Sepi .....



Diatas Jakarta ... eh ... masuk wilayah Jakarta nggak ?



Makassar sedang diguyur hujan ...



Belok atau lurus ??? Hmmm .... lurus ...



Ambil bagasi di bawah ....



Makan di Coto Dewi. Bukan berarti mbak Dewi dibikin Coto. Ini Coto Makassar

Pertama di Bandara Baru MakassarSocialTwist Tell-a-Friend